(Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno, 17 Agustus 1945)
itif bagi terbangunnya good and clean governance di tingkat lokal.
Pertama. Kemerdekaan menjadi momentum penting dalam upaya untuk memerdekakan diri dari belenggu kemiskinan dan kebodohan. Kemerdekaan akan kehilangan makna di saat masih banyak warga masyarakat yang harus hidup di tengah-tengah ketidakmampuan dalam menghidupi diri dan keluarganya. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan, karena berdasarkan data BPS per September 2011, jumlah penduduk miskin mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen). Angka ini seharusnya menjadi gambaran nyata, betapa saat ini Pemerintah dan Pemerintah Daerah belum mampu bersinergi dengan baik untuk memecahkan satu persoalan mendasar ini. Bahkan yang lebih memprihatinkan, kemiskinan telah menjadi pintu masuk bagi terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang minim kualitas dan minim integritas. Hal ini dapat terlihat dari masih tingginya angka putus sekolah, masih rendahnya penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi, hingga problem tindak kekerasan yang terjadi di sekolah. Sungguh hal ini merupakan cerminan betapa bangsa ini masih harus berjibaku untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan yang telah berlangsung secara sistemik.
Kedua. Kemerdekaan merupakan langkah awal bagi terwujudnya pemberdayaan seluruh stakeholder yang ada di masyarakat. Perjuangan kemerdekaan telah mengajarkan kepada kita, bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci bagi terbebasnya bangsa ini dari belenggu penjajahan. Sudah saatnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan menguatkan tekad dan merapatkan barisan, sehingga seluruh stakeholder yang ada di tengah-tengah masyarakat dapat berjalan beriringan dan saling memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya bangsa Indonesia yang berdaulat. Bukan saatnya lagi kita mengedepankan ego bagi kepentingan pribadi dan golongan, bukan saatnya lagi kita mencari-cari kesalahan bagi kebaikan diri sendiri, dan bukan saatnya lagi kita tertawa di atas kesedihan dan penderitaan orang lain. Saat ini adalah masanya kita bersatu, demi satu tujuan, masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Ketiga. Kemerdekaan merupakan wadah bagi pembentukan karakter manusia Indonesia yang jujur, amanah, dan profesional. Nilai-nilai dasar inilah yang diharapkan dapat terinternalisasi sejak dini melalui kehidupan keluarga, masyarakat, dan pendidikan. Sejarah telah mencatatkan dengan tinta emas, betapa para founding fathers republik ini telah memberikan contoh dan teladan bagi kita semua, akan sikap dan perilaku yang terpuji, sehingga pada gilirannya bangsa ini diberkahi kemerdekaan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Alloh SWT.
Ketiga makna kemerdekaan ini sejatinya merupakan refleksi bagi semua pihak, khususnya bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan warga masyarakatnya. Apapun visi dan misinya, apapun program dan kegiatannya, tiada lain ditujukan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Persoalan mendasar seperti kemiskinan dan kebodohan hendaknya dapat terus dijadikan prioritas utama bagi setiap pemerintah daerah di Indonesia, mengingat dua hal ini merupakan titik awal yang harus ditempuh dalam upaya memperbaiki tingkat hidup dan kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah juga diharapkan terus mendorong seluruh stakeholder yang ada di tingkat lokal, untuk bersama-sama memperbaiki yang kurang, dan menyempurnakan yang sudah baik. Semoga melalui keberkahan bulan Ramadhan yang penuh hikmah ini, niat baik dan tekad kita untuk membangun masyarakat yang lebih beradab dapat terwujud dengan baik. Selamat berpuasa dan Merdeka!!!
Pertama. Kemerdekaan menjadi momentum penting dalam upaya untuk memerdekakan diri dari belenggu kemiskinan dan kebodohan. Kemerdekaan akan kehilangan makna di saat masih banyak warga masyarakat yang harus hidup di tengah-tengah ketidakmampuan dalam menghidupi diri dan keluarganya. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan, karena berdasarkan data BPS per September 2011, jumlah penduduk miskin mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen). Angka ini seharusnya menjadi gambaran nyata, betapa saat ini Pemerintah dan Pemerintah Daerah belum mampu bersinergi dengan baik untuk memecahkan satu persoalan mendasar ini. Bahkan yang lebih memprihatinkan, kemiskinan telah menjadi pintu masuk bagi terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang minim kualitas dan minim integritas. Hal ini dapat terlihat dari masih tingginya angka putus sekolah, masih rendahnya penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi, hingga problem tindak kekerasan yang terjadi di sekolah. Sungguh hal ini merupakan cerminan betapa bangsa ini masih harus berjibaku untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan yang telah berlangsung secara sistemik.
Kedua. Kemerdekaan merupakan langkah awal bagi terwujudnya pemberdayaan seluruh stakeholder yang ada di masyarakat. Perjuangan kemerdekaan telah mengajarkan kepada kita, bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci bagi terbebasnya bangsa ini dari belenggu penjajahan. Sudah saatnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan menguatkan tekad dan merapatkan barisan, sehingga seluruh stakeholder yang ada di tengah-tengah masyarakat dapat berjalan beriringan dan saling memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya bangsa Indonesia yang berdaulat. Bukan saatnya lagi kita mengedepankan ego bagi kepentingan pribadi dan golongan, bukan saatnya lagi kita mencari-cari kesalahan bagi kebaikan diri sendiri, dan bukan saatnya lagi kita tertawa di atas kesedihan dan penderitaan orang lain. Saat ini adalah masanya kita bersatu, demi satu tujuan, masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Ketiga. Kemerdekaan merupakan wadah bagi pembentukan karakter manusia Indonesia yang jujur, amanah, dan profesional. Nilai-nilai dasar inilah yang diharapkan dapat terinternalisasi sejak dini melalui kehidupan keluarga, masyarakat, dan pendidikan. Sejarah telah mencatatkan dengan tinta emas, betapa para founding fathers republik ini telah memberikan contoh dan teladan bagi kita semua, akan sikap dan perilaku yang terpuji, sehingga pada gilirannya bangsa ini diberkahi kemerdekaan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Alloh SWT.
Ketiga makna kemerdekaan ini sejatinya merupakan refleksi bagi semua pihak, khususnya bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan warga masyarakatnya. Apapun visi dan misinya, apapun program dan kegiatannya, tiada lain ditujukan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Persoalan mendasar seperti kemiskinan dan kebodohan hendaknya dapat terus dijadikan prioritas utama bagi setiap pemerintah daerah di Indonesia, mengingat dua hal ini merupakan titik awal yang harus ditempuh dalam upaya memperbaiki tingkat hidup dan kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah juga diharapkan terus mendorong seluruh stakeholder yang ada di tingkat lokal, untuk bersama-sama memperbaiki yang kurang, dan menyempurnakan yang sudah baik. Semoga melalui keberkahan bulan Ramadhan yang penuh hikmah ini, niat baik dan tekad kita untuk membangun masyarakat yang lebih beradab dapat terwujud dengan baik. Selamat berpuasa dan Merdeka!!!
(Kompasiana.com)
0 komentar:
:)) | :)] | ;)) | ;;) | :D | ;) | :p | :(( | :) | :( | :X | =(( | :-o | :-/ | :-* | :| | 8-} | ~x( | :-t | b-( | :-L | x( | =))
Tinggalkan komentar anda.
Tell us what you're thinking... !